Masyarakat Jawa adalah salah satu suku suku terbesar di Indonesia. Pengaruh kepercayaan suku ini pun sangatlah besar. Banyak tradisi masyarakat Jawa yang menjadi kebiasaan bahkan menyatu dengan kebudayaan lain yang ada di sekitarnya. Contohnya saja tradisi tetang hal-hal yang harus dilakukan ketika seseorang meninggal atau sering disebut tahlilan.
Suku Jawa memiliki kepercayaan bahwa ketika seseorang meninggal arwah orang tersebut masih berada di sekitar rumah keluarganya. Oleh karena itu mereka mengadakan pengajian untuk mendoakan arwah tersebut. Pengajian dapat dilakukan ketika 7 hari, 100 hari bahkan 1000 hari setelah meninggalnya seseorang. Mereka percaya pada 7 hari seseorang meninggal arwah orang tersebut masih berada di sekitar rumah untuk berpamitan sedangkan saat 100 hari arwahnya sedang berada pada penantian untuk dihisab.
Namun itu semua hanya sebuah kepercayaan. Pada hakikatnya jika seseorang telah meninggal berarti ia telah kembali ke pencipta-Nya. Tugas kita sebagai umat yang beragama dan peduli akan sesama adalah untuk mendoakannya. Tradisi ini adalah wujud kepedulian masyarakat terhadap salah satu individu yang meninggal dunia di sekitar lingkungannya. Mereka berbondong-bondong mengundang para tetangga untuk saling bersilaturahmi dan mereka berharap dari sekian banyak orang yang berdoa untuk arwah yang meninggal, ada salah satu orang yang doanya dikabulkan oleh Allah sehingga orang yang meninggal tersebut selalu berbahagia di alam yang berbeda berkat kiriman doa dari orang-orang soleh yang berada di sebuah pengajian yang diadakan oleh keluarganya tersebut.
Selasa, 18 April 2017
Rabu, 12 April 2017
Perbandingan Perilaku Siswa Dahulu dan Sekarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Post pertama saya ini bertemakan Save guru. Selamat Membaca 😊
Guru adalah sosok yang sangat berjasa bagi para murid yang mengabdi kepadanya. Guru adalah seseorang yang sangat dihormati, disegani, dan menjadi panutan bagisiswa. Namun opini dihormati dan disegani saat ini tidak lagi berarti, karena perilaku siswa saat ini yang bertolak belakang dengan siswa pada era sebelum globalisasi
Era globalisasi membuat para siswa berubah menjadi seorang individu yang lemah mental. Padahal ketika guru menegur dengan cara mencubit ataupun memukul tangan siswa guru memiliki tujuan mendidik agar siswa tidak mengulangi kesalahannya lagi dan mengakui kesalahan yang telah ia lakukan, tetapi murid di abad ini justru melaporkan perbuatan guru tersebut kepada pihak yang berwajib dan memenjarakannya. Hal ini berbanding terbalik dengan perilaku siswa sebelum globalisasi, pada saat itu guru sangatlah dihormati dan disegani, bahkan ketika siswa mengadukan perbuatan guru seperti mecubit ataupun memukul jari atau tangan siswa kepada orang tuanya mereka pasti akan mendapatkan hukuman tambahan dari orang tuanya, karena orang tua tahu guru tidak akan melakukan hal seperti itu jika anaknya tidak berbuat kesalahan.
Terlihat jelaskan, bagaimana perbandingan perilaku siswa sekarang dengan dulu ? Semua terjadi bukan karena kesalahan pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru, tetapi akibat dari pengaruh kemajuan teknologi dan bersebarannya sinetron yang mengajarkan murid untuk bertindak sesuai dengan keinginannya karena mereka beranggapan bahwa mereka yang menggaji guru jadi guru harus patuh terhadap mereka. Namun perilaku ini jelas salah, guru seharusnya yang memberikan pelajaran dan peraturan sedangkan murid wajib mematuhinya demi kebaikan mereka, tetapi sekarang ini terbalik guru diperlakukan seperti kriminal yang harus dipenjarakan.
Post pertama saya ini bertemakan Save guru. Selamat Membaca 😊
Guru adalah sosok yang sangat berjasa bagi para murid yang mengabdi kepadanya. Guru adalah seseorang yang sangat dihormati, disegani, dan menjadi panutan bagisiswa. Namun opini dihormati dan disegani saat ini tidak lagi berarti, karena perilaku siswa saat ini yang bertolak belakang dengan siswa pada era sebelum globalisasi
Era globalisasi membuat para siswa berubah menjadi seorang individu yang lemah mental. Padahal ketika guru menegur dengan cara mencubit ataupun memukul tangan siswa guru memiliki tujuan mendidik agar siswa tidak mengulangi kesalahannya lagi dan mengakui kesalahan yang telah ia lakukan, tetapi murid di abad ini justru melaporkan perbuatan guru tersebut kepada pihak yang berwajib dan memenjarakannya. Hal ini berbanding terbalik dengan perilaku siswa sebelum globalisasi, pada saat itu guru sangatlah dihormati dan disegani, bahkan ketika siswa mengadukan perbuatan guru seperti mecubit ataupun memukul jari atau tangan siswa kepada orang tuanya mereka pasti akan mendapatkan hukuman tambahan dari orang tuanya, karena orang tua tahu guru tidak akan melakukan hal seperti itu jika anaknya tidak berbuat kesalahan.
Terlihat jelaskan, bagaimana perbandingan perilaku siswa sekarang dengan dulu ? Semua terjadi bukan karena kesalahan pendidikan yang dilakukan oleh seorang guru, tetapi akibat dari pengaruh kemajuan teknologi dan bersebarannya sinetron yang mengajarkan murid untuk bertindak sesuai dengan keinginannya karena mereka beranggapan bahwa mereka yang menggaji guru jadi guru harus patuh terhadap mereka. Namun perilaku ini jelas salah, guru seharusnya yang memberikan pelajaran dan peraturan sedangkan murid wajib mematuhinya demi kebaikan mereka, tetapi sekarang ini terbalik guru diperlakukan seperti kriminal yang harus dipenjarakan.
Langganan:
Postingan (Atom)
CARA MENGHUBUNGI DOSEN VIA WA DENGAN BAIK DAN BENAR
Etika Menghubungi Dosen Melalui Chat WA/SMS atau Telfon Pada postingan kali ini, saya merasa gatal sekali ingin mengulas tentang Etika mengh...
-
Pengajuan Alih Kredit Skema Baru Untuk Maba 2021.1 Berdarkan surat Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan nomor 38023/UN31.W...
-
Etika Menghubungi Dosen Melalui Chat WA/SMS atau Telfon Pada postingan kali ini, saya merasa gatal sekali ingin mengulas tentang Etika mengh...
-
SOAL PPPK GURU Berikut adalah beberapa soal PPPK Guru yang mungkin saja nantinya akan diujikan pada saat tes PPPK nanti : 1. Individu meman...