Kamis, 31 Oktober 2019

ESSAY DIVERSIFIKASI PANGAN


DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN KALIMANTAN TIMUR DENGAN MENGEMBANGKAN JELAI SEBAGAI ALTERNATIF KARBOHIDRAT PENGGANTI BERAS

            Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat setelah China, India dan Amerika Serikat, tetapi posisi Indonesia dalam pangan global ini unik. Jika dianalisis struktur pangan masyarakat Indonesia relatif tidak beragam dan sangat didominasi oleh beras. Sedangkan konsumsi gandum komposisinya relatif kecil dibanding beras dan juga tidak diproduksi dalam negeri melainkan impor. Hal ini berbeda dengan China dan India yang mengonsumsi dan memproduksi gandum selain beras dalam jumlah yang berimbang. Peranan beras yang masih dominan dalam komposisi pangan masyarakat Indonesia mengakibatkan pergeseran pola konsumsi masyarakat dari non beras ke beras seperti yang terjadi di wilayah Indonesia bagian timur yang dahulu mengonsumsi sagu dan sekarang menjadi mengonsumi beras sebagai makanan pokok. Pola konsumsi beras yang sangat dominan ini memiliki kelemahan karena rawan apabila terjadi gangguan pada produksi beras dalam negeri. Selain itu sifat pasar beras Internasional yang harga berasnya sangat peka terhadap perubahan supply dan demand oleh suatu negara.
            Pangan merupakan hak dasar manusia yang paling penting bagi penduduk di suatu negara karena pangan juga berpengaruh pada kondisi ekonomi, sosial, budaya dan politik pada suatu negara. Menurut Ir. Soekarno, Presiden pertama RI menyatakan bahwa pangan merupakan soal mati – hidupnya suatu bangsa, jika kebutuhan pangan masyarakat Indonesia tidak tercukupi maka “malapetaka”, sehingga diperlukan usaha yang revolusioner dalam memenuhi kebutuhan pangan (ketahanan pangan). Definisi ketahanan pangan yang telah diterima secara luas adalah ketika setiap orang pada setiap saat memiliki aksesibiltas secara fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka agar dapat hidup sehat dan produktif. Oleh karena itu, ketahanan pangan ditentukan oleh 3 indikator kunci, yaitu : ketersediaan pangan(food availibility),jangkauan pangan(food access) dan keandalan (reliability) dari ketersediaan dan jangkauan pangan tersebut (Hanafie, 2010).
            Pandangan masyarakat kebanyakan di Indonesia secara sempit tentang pangan adalah beras, tetapi pangan menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa yang termasuk pangan adalah makanan dan minuman yang berupa hasil tanaman, ternak, dan ikan dalam bentuk primer atau sudah hasil olahan. Ketersediaan dan kecukupan pangan tidak hanya diukur melalui kuantitas pangan saja, tetapi yang terpenting adalah ukuran kualitas pangan seperti kalori dan kandungan gizi pangan. Namun, dalam realitanya produksi beras tidak dapat mencukupi permintaan pasar dan sering kali harus mendatangkan pasokan beras dari luar daerah ataupun dari negara lain, dalam usaha peningkatan produksi pangan pokok pemerintah khususmya Kalimantan timur mulai menggenjot produksi beras ladang serta berusaha mengembangkan diversifikasi pangan agar masyarakat tidak bergantung pada sumber karbohidrat umum atau beras, dan dapat mengkonsumsi sumber karbohidrat lain seperti umbi-umbian, jagung, gandum, jelai serta tanaman pangan lain. guna menjaga terpenuhinya gizi pangan masyarakat pemerintah menggiatkan diversifikasi pangan guna mengurangi angka konsumsi beras dan pengembangan hasil pangan local agar swasembada pangan dapat tercapai.
            Langkah konkret dalam mewujudkan diversifikasi pangan Kaltim yang sedang dilaksanakan salah satunya adalah diversifikasi pangan sebagai upaya peningkatan keanekaragaman konsumsi pangan sesuai kaidah gizi seimbang. Diversifikasi pangan dapat diartikan sebagai penganekaragaman jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat sehingga memenuhi akan pangan dan gizi yang seimbang antara jenis dan jumlahnya yang bervariasi.. Harapannya kualitas pangan menjadi baik serta sebagai bagian mengurangi ketergantungan karbohidrat.
Salah satu upaya mewujudkan swasembada pangan merupakan program utama  pembangunan nasional, termasuk di Kalimantan Timur. Beras merupakan  komoditi pangan pokok yang telah sejak lama tingkat produksinya diupayakan mencapai swasembada di Kalimantan Timur, tetepi hingga kini status swasembada tersebut belum dapat diwujudkan secara mantap. Hambatan untuk mewujudkan swasembada beras di Kalimantan Timur relatif banyak dan hampir mencakup semua aspek faktor produksi, terutama keterbatasan lahan sawah dan infrastruktur irigasi.  Berdasarkan permasalahan dalam swasembada beras seperti diuraikan di atas,  maka  upaya  pengembangan  pangan  alternatif  beras  perlu  dilakukan dalam  upaya  diverifikasi  bahan  pangan pokok. Tanaman  jelai  nampaknya menunjukkan  beberapa  karakter  unggul  untuk  menjadi  kandidat  bahan pangan alternatif beras. Berdasarkan aspek budidaya: (1) tanaman jelai adaptif pada ekosistem lahan kering, sehingga tidak mendesak produksi padi yang ekosistem  pengembangan  utamanya  pada  lahan  sawah,  yang  berarti  tidak membutuhkan  infrastruktur  irigasi;  (2)  dibandingkan  dengan  padi  ladang, tanaman  jelai  mempunyai  keunggulan  dapat  bersaing  dengan  gulma, sehingga  untuk  dibudidayakan  secara  menetap  tinggal  diupayakan  untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Keunggulan  lain  tanaman  jelai:  (1)  mempunyai  nilai  nutrisi  lebih  baik dari  beras,  terutama  kandungan  proteinnya  paling  tinggi  untuk  kelompok padi-padian, (2) mempunyai manfaat pengobatan  untuk beberapa penyakit penting  pada  manusia,  terutama  kanker  sistem  reproduksi  dan  sistem pencernaan, (3) harga jual di pasar internasional sangat tinggi, sehingga dapat memberi insentif pendapatan kepada petani untuk semangat berproduksi. Adapun  beberapa  kendala  atau  permasalahan  yang  dihadapi  untuk pengembangan komoditi ini relatif dapat di atasi secara bertahap, dan upaya pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi akan menjadi lebih ringan jika  para  pihak  banyak  yang  berpartisipasi.  Permasalahan  aspek  budidaya tradisional  relatif  mudah  diatasi,  karena  tanaman  ini  adalah  tanaman  asli Kalimantan Timur yang telah mempunyai adaptasi baik terhadap ekosistem daerah ini, dan telah dikenal oleh sesepuh dan tokoh masyarakat di daerah ini secara luas. Namun pengembangan teknologi budidaya, penanganan panen dan  pasca-panen,  pemanfaatan,  dan  pemasaran  tanaman  ini  harus  terus dilakukan. Hingga, jelai menjadi “ikon produk Kalimantan Timur”. 


Daftar Pustaka
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV Andi offset. Yogyakarta.
Suyadi.2015. Potensi Budidaya Komoditas Jelai sebagai Alternatif Pengganti Beras dalam Rangka Diversifikasi Pangan. Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pertanian Pedesaan Universitas Mulawarman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA MENGHUBUNGI DOSEN VIA WA DENGAN BAIK DAN BENAR

Etika Menghubungi Dosen Melalui Chat WA/SMS atau Telfon Pada postingan kali ini, saya merasa gatal sekali ingin mengulas tentang Etika mengh...